Sebagai mahasiswa, saya pernah mengalami fase di mana malas menjadi bagian dari keseharian saya. Bangun siang, sering menunda tugas, dan lebih memilih scroll media sosial daripada belajar. Namun, saya menyadari bahwa kebiasaan ini membawa lebih banyak kerugian daripada manfaat. Nilai akademik menurun, tugas semakin menumpuk, dan saya sering merasa stres karena banyak hal yang belum terselesaikan. Kesadaran inilah yang akhirnya mendorong saya untuk mengubah kebiasaan buruk ini dan menjadi lebih produktif. Berikut adalah langkah-langkah yang saya tempuh dalam perjalanan perubahan ini.

  1. Menyadari Masalah dan Dampaknya
    Langkah pertama yang saya ambil adalah menyadari bahwa kebiasaan malas yang saya jalani telah memberikan dampak negatif yang cukup besar. Saya sering merasa kelelahan meskipun tidak banyak melakukan aktivitas produktif. Waktu terasa habis begitu saja tanpa ada hasil yang nyata. Selain itu, tugas-tugas yang tertunda membuat saya harus bekerja ekstra menjelang deadline, yang berujung pada hasil yang kurang maksimal. Ketika melihat teman-teman saya berhasil mengatur waktu dengan baik dan mendapatkan hasil akademik yang lebih baik, saya pun mulai merasa bahwa saya harus berubah agar bisa berkembang lebih baik.
  2. Membuat Jadwal dan Menentukan Prioritas
    Setelah menyadari permasalahan, saya mulai mengambil langkah konkret dengan membuat jadwal harian dan mingguan. Saya menggunakan aplikasi manajemen tugas untuk mencatat semua tugas dan kegiatan yang harus saya lakukan. Dengan adanya daftar prioritas, saya bisa lebih fokus menyelesaikan tugas berdasarkan urgensi dan tingkat kesulitannya. Saya juga menerapkan sistem blok waktu, di mana saya mengalokasikan waktu khusus untuk belajar, mengerjakan tugas, dan beristirahat. Dengan cara ini, saya tidak hanya menyelesaikan tugas tepat waktu tetapi juga memiliki keseimbangan antara akademik dan kehidupan pribadi.
  3. Menggunakan Teknik Pomodoro
    Salah satu metode yang sangat membantu saya meningkatkan fokus adalah teknik Pomodoro. Teknik ini bekerja dengan cara membagi waktu kerja menjadi interval 25 menit, diikuti dengan istirahat singkat selama 5 menit. Setelah empat sesi kerja, saya mengambil istirahat lebih panjang sekitar 15-30 menit. Teknik ini membantu saya tetap fokus tanpa merasa kelelahan. Saya juga merasa lebih termotivasi karena setiap sesi Pomodoro yang berhasil saya selesaikan memberikan rasa pencapaian kecil yang mendorong saya untuk terus maju.
  4. Mencari Lingkungan yang Mendukung
    Salah satu penyebab utama saya sulit fokus adalah gangguan dari ponsel dan media sosial. Untuk mengatasinya, saya mulai mengatur waktu penggunaan ponsel dengan lebih disiplin. Saya mengaktifkan mode fokus atau mode jangan ganggu saat belajar dan mengerjakan tugas agar tidak tergoda membuka aplikasi yang tidak penting. Selain itu, saya mulai menggunakan aplikasi pemblokir situs untuk mencegah akses ke media sosial selama jam belajar. Dengan mengurangi gangguan, saya bisa lebih produktif dan menyelesaikan tugas dengan lebih cepat.
  5. Mengurangi Gangguan
    Saya menyadari bahwa salah satu alasan saya sering malas adalah karena saya melihat tugas sebagai beban. Untuk mengatasi hal ini, saya mulai mengubah pola pikir saya dengan melihat tugas sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Alih-alih mengeluh, saya mencoba mencari sisi positif dari setiap tugas yang saya kerjakan. Saya juga mulai merayakan pencapaian kecil, seperti menyelesaikan tugas lebih awal atau memahami materi yang sebelumnya sulit. Dengan pola pikir yang lebih positif, saya merasa lebih termotivasi untuk terus belajar dan berkembang.
  6. Mengubah Pola Pikir
    Perubahan tidak terjadi dalam semalam. Saya menyadari bahwa membangun kebiasaan baru membutuhkan waktu dan usaha yang konsisten. Oleh karena itu, saya terus berusaha untuk tetap disiplin dalam menjalankan jadwal dan strategi yang telah saya buat. Saya juga belajar untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri ketika mengalami kemunduran. Jika saya kembali malas atau menunda tugas, saya tidak langsung menyerah, tetapi segera bangkit dan kembali ke jalur yang benar. Dengan cara ini, saya bisa terus berkembang dan mempertahankan kebiasaan baik dalam jangka panjang.

Mengubah kebiasaan malas menjadi rajin memang tidak mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan. Kuncinya adalah kesadaran, perencanaan, dan konsistensi. Dengan membuat jadwal, menggunakan teknik Pomodoro, mencari lingkungan yang mendukung, serta mengurangi gangguan, saya berhasil meningkatkan produktivitas saya secara signifikan. Jika saya bisa melakukan perubahan ini, kamu juga bisa! Mulailah dari langkah kecil dan teruslah konsisten. Jangan takut untuk mencoba strategi baru yang sesuai dengan gaya belajar dan rutinitasmu. Semangat menjalani perubahan, dan jadilah mahasiswa yang lebih produktif dan sukses!